Salah satu aktivitas yang mulai banyak dilakukan dan berpotensi menjadi tren adalah bersepeda ke kantor atau bike to work (b2w). Aktivitas ini mulai dilakukan di kota-kota besar.
Sebagai orang yang pernah melakukan aktivitas bike to work ini, faktor pendorong utamanya adalah karena aktivitas ini memungkinkan untuk dijalani. Istilah kerennya aktivitas ini reliable buat saya.
Selain itu, setidaknya ada tiga faktor lain yang bisa menjadi faktor pendorong aktivitas bike to work ini.
Pertama, karena jarak antara tempat tinggal saya dengan kantor boleh dibilang cukup dekat. Jarak yang cukup dekat ini sangat memungkinkan untuk ditempuh dengan bersepeda.
Kedua, karena jalur menuju kantor saya tidak dilalui angkutan umum dan jarak untuk sampai ke jalur angkot lumayan jauh. Tentu saja keadaan ini amat menyulitkan buat mereka yang biasa menggunakan angkutan umum. Dengan bersepeda, kesulitan akibat tidak adanya angkot menjadi tereliminasi.
Ketiga, tersedia tempat parkir atau tempat menyimpan sepeda di kantor. Tempat menaruh sepeda ini juga perlu dipertimbangkan saat ingin bersepeda ke kantor. Di tempat saya bekerja, saya bisa meletakkan (parkir) sepeda di salah satu ruangan di dalam kantor.
Tiga faktor di atas, bagi saya merupakan alasan paling sederhana dan mendasar untuk bersepeda ke kantor. Jika ketiga faktor itu tidak terpenuhi, saya menilai bersepeda ke kantor menjadi tidak reliable. Bahkan bisa jadi justru akan merepotkan atau tidak lebih baik dibandingkan alternatif lain.
Simak cerita pengalaman bike to work berikut.
Selain alasan sederhana tersebut, ada juga beberapa keuntungan (yang juga sederhana) yang saya dapat dengan melakukan aktivitas gowes ke kantor ini. Mungkin ini sangat subjektif dan bisa saja berbeda tiap orang, tapi semoga saja bisa menjadi info yang menarik.
Empat Keuntungan Bersepeda Ke Kantor
Berusaha Sampai di Kantor Lebih Awal
Salah satu yang saya rasakan selama bersepeda adalah saya selalu berusaha sampai di kantor tepat waktu bahkan lebih pagi. Biasanya saya sengaja berangkat dengan spare waktu lebih panjang supaya pas sampai di kantor punya waktu untuk berganti baju lebih dahulu. Tentu datang di awal waktu ini merupakan sesuatu yang positif buat saya.
Punya Alternatif Menu Sarapan
Dengan bersepeda (dibandingkan naik angkot), saya jadi punya kesempatan untuk mampir di warung/kios penjual sarapan atau makanan mana pun di sepanjang jalur bersepeda. Sepanjang jalur bersepeda saya tersedia berbagai tempat menjual sarapan antara lain: bubur ayam, lontong sayur, nasi kuning, gorengan, masakan padang, soto ayam, nasi uduk, dan lain-lain.
Selain itu saya juga bisa mampir di minimart untuk membeli keperluan lain seperti minuman ringan atau isi pulsa. Selain sarapan, saya juga bisa mampir untuk beli kue putu kesukaan saya saat pulang kerja.
Fleksibel
Salah satu keuntungan bersepeda adalah sifat fleksibilitasnya. Dengan bersepeda memungkinkan saya lewat jalur alternatif saat jalur utama terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti perbaikan jalan atau kemacetan. Dengan bersepeda juga saya bisa mampir untuk membeli berbagai keperluan.
Menikmati Suasana Selama Perjalanan
Salah satu efek positif bersepeda adalah saya bisa lebih menikmati dan merasakan suasana selama perjalanan berangkat atau pulang. Saat berangkat di pagi hari ketika matahari mulai menampakkan diri dan udara pagi yang masih sejuk, membuat hati tenang. Waktu sore saat pulang kerja juga waktu yang cocok buat gowes.
Sumber: Catatan Mas Bay di kumparan